(FF)FORGOTTEN-ONESHOT

Title: FORGOTTEN
Author: Cla95
Genre: Romance, Angst
Rating: PG17
Length: oneshot
Language: Indonesian
Pairing: Myungsoo/Krystal
Casts: INFINITE,KARA,Sohyun 4minute, ilhoon BTOB, Suzy MISS A, Sulli F(X)
Summary: Krystal menderita penyakit yang membuatnya melupakan semua orang dalam hidupnya, Myungsoo menahan rasa sakitnya dan terus berusaha membuat Krystal mengingatnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Myungsoo, pengobatan hanya memperlambat. Sampai saat ini penyakit seperti ini tidak ada obatnya. Lebih baik mundur dari sekarang daripada kau sakit karena sudah melangkah sangat jauh.”

Myungsoo melangkah keluar dari kamarnya dan menemukan sosok yang ia cintai sedang berusaha keras memasak sesuatu untuk sarapan paginya. Myungsoo melangkah pelan dan melingkarkan lengannya ke pinggang Krystal sambil menempatkan kepalanya di pundaknya.

“Apa yang kau masak?”gumam Myungsoo sambil memejamkan matanya. Dia selalu merasa nyaman di dekat Krystal, dan dengan posisi seperti ini.

“Sup Jamur, kemarin kau bilang kau ingin sup jamur, kan?”tanya Krystal sambil mencoba menolehkan kepalanya. Myungsoo menelan ludah, baru saja kemarin dirinya memakan sup jamur buatan Krystal.

“Ya, aku memang ingin sup jamur.”jawab Myungsoo sambil melepaskan pelukan tangannya dari pinggang Krystal dan duduk di meja makan.

Krystal tidak beberapa lama kemudian menyusul dengan membawa semangkuk besar sup jamur dan menempatkan sup jamur itu di hadapan Myungsoo.

“Sudah kau beri garam?”tanya Myungsoo sambil tersenyum padanya, Krystal mengangguk dengan yakin.

Myungsoo menyeruput kuah sup dan menelannya. Hambar. Krystal lupa memberi garam… lagi.

“bagaimana?”tanya Krystal dengan wajah penuh antisipasi.

“Enak sekali.”ujar Myungsoo , Myungsoo melanjutkan memakan sup itu tanpa peduli rasa hambar. Dia tidak ingin Krystal tahu kalau dia lupa memberi garam pada masakannya. Myungsoo menghabiskan seluruh sup dimangkuk tidak ingin menyisakan sedikitpun karena takut Krystal akan mencobanya lalu menangis. Ia takut Krystal menangis dan terus menyalahkan penyakitnya yang membuat dirinya cepat lupa.

“Wah habis? Kau memang serakah!”ledek Krystal, dari matanya Myungsoo dapat melihat ada kebanggan dari diri Krystal masakannya dimakan habis.

“Aku mandi dulu, kau cepat ganti pakaianmu.”ujar Myungsoo sambil mencium  kening Krystal.

15 menit berlalu dan Myungsoo melangkah keluar dari kamar mandi. Suara barang jatuh dari kamar mandi membuatnya langsung berlari ke dapur. Myungsoo melihat Krystal yang berdiri kaku di depan panci yang ia gunakan untuk memasak tadi. Bunyi barang jatuh tadi ternyata sebuah mangkuk kecil. Myungsoo mendekati Krystal dan memeluknya pelan dari belakang, tubuhnya masih sedikit basah karena belum benar benar mengeringkan tubuh.

“Tidak apa apa.” Ujar Myungsoo berusaha menenangkan Krystal yang terisak.

“Bagaimana bisa? Bagaimana bisa hal sekecil ini saja aku lupa?”marah Krystal, Myungsoo memeluk Krystal lebih erat lagi.

“Tidak apa apa.”

“Bagaimana bisa aku lupa menaruh garam pada masakanku sendiri! Bagaimana bisa!”Krystal berteriak marah, pipinya basah karena air mata yang turun dari kelopak matanya.

“Aku bilang tidak apa apa. Tidak apa apa, Soojung.”gumam Myungsoo sambil mencium rambut Krystal.

********

“Pertama-tama ia akan melupakan hal kecil, lalu hari demi hari…. Dia akan melupakan seseorang di hidupnya yang jarang ia temui. Myungsoo, kau yakin?”

“Kau sudah siap?” ujar Myungsoo sambil merapikan  baju hangat yang Krystal gunakan.

Krystal mengangguk sambil tersenyum.

Mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan, pegangan Myungsoo begitu erat hingga Krystal sempat mengeluh dan memarahi Myungsoo, tetapi Myungsoo tidak peduli. Ia harus terus menggenggam tangan Krystal.

Tidak beberapa lama mereka masuk ke sebuah restoran jepang. Myungsoo melambai ke sekelompok orang yang duduk. Ada tiga orang pria dan tiga orang wanita. Krystal kali ini mengeratkan genggamannya dan membuat Myungsoo menoleh ke arahnya.

“Ada yang ingin kau katakan?”tanya Myungsoo sambil membimbing kekasihnya itu ke arah orang orang yang ia sapa tadi.

“Krystal-ah! Kau semakin cantik saja, berikan aku pelukan.” Seorang perempuan dengan senyum manis menarik Krystal dalam sebuah pelukan.

“Ya, ajak aku juga!” perempuan lainnya yang seusia dengan Krystal memeluk Krystal juga dengan erat. Krystal  hanya diam dan menatap mereka berdua dengan pandangan asing.

Satu satunya yang orang Krystal di kelompok itu hanya Sungyeol, teman dekat Myungsoo yang suka mengunjunginya.

“Oppa, apa mereka teman temanmu?”tanya Krystal ke arah Sungyeol.

Sungyeol menoleh ke arah Myungsoo. Myungsoo menghela nafas dan tersenyum.

“Ani, Krystal. Mereka bukan hanya teman Sungyeol.” Myungsoo menarik Krystal dan membuat gadis itu menghadap enam orang di hadapannya.

Myungsoo menunjuk perempuan pertama yang memeluk Krystal. “Itu Sulli, dia sahabat baikmu. Dia baru pulang dari sekolahnya di Jepang.” Krystal mengangguk dan tersenyum lemah. Sulli menghampiri Krystal dan memeluknya erat. Kali ini Krystal membalas pelukan itu.

“Yang itu Sohyun, dia teman yang paling setia padamu saat SMA. Dia akan ikut kemanapun kau pergi meskipun kau pergi untuk membuat keributan. Sohyun tersenyum lebar dan menatap Krystal dalam.

“Sohyun” ulang Krystal. Sohyun mengangguk dan satu tetes air mata yang ia tahan sedari tadi jatuh. Myungsoo memberi kode pada Sohyun untuk menahan tangisnya.

“Aku ke kamar mandi dulu.” Pamit Sohyun sambil bergegas keluar dari ruangan itu.

“Sekarang lebih baik duduk dulu.” Salah satu lelaki dari dua lelaki yang Krystal tidak kenali mengajak semuanya duduk. Myungsoo mengangguk dan membiarkan Krystal duduk di antara Sulli dan dirinya.

Krystal menatap ketiga orang yang ia rasa tidak ia kenali. Myungsoo kembali menelan ludah dan berusaha untuk tersenyum.

Krystal menunjuk pria yang duduk di hadapannya. “Nuguseyo?”

Pria di hadapan Krystal tersenyum lemah.” Ilhoon, aku juga teman SMA-mu.” Jelas Ilhoon Krystal  mengangguk dan menoleh ke dua orang yang belum ia ketahui namanya.

“Aku, Hoya. Seseorang yang dulu begitu dekat denganmu.” Pria itu menjawab dengan begitu lembut dan membuat rahang Myungsoo mengeras. Hoya adalah pacar pertama Krystal tapi Krystal lupa tentang itu. Ia tidak mengenalinya sama sekali.

“Kau?”tanya Krystal pelan. Satu satunya orang yang tersisa dan duduk tanpa berbicara sedari tadi menoleh ke arah Krystal.

“Baek Suzy. Aku..”

“Baiklah, bukankah lebih baik memesan makanan dari sekarang?” Sulli memotong kalimat Suzy, Sulli tidak ingin Suzy melanjutkan perkataannya. Dia tidak ingin Krystal ingat kalau dia  dan Suzy adalah sahabat yang tidak bisa mempertahankan persahabatan mereka karena seorang lelaki.

“Kau mau apa Krystal?”tanya Sulli dengan penuh semangat.“Ah ah tidak perlu jawab aku tahu makanan favoritemu.” Sulli menunjuk menu dan memberikannya pada pelayan. Yang lain pun sudah memesan makanan mereka masing masing.

Krystal menoleh ke arah Sulli dan tersenyum. “Gomawo.. ssul- sull..”
“Sulli.. Choi Sulli.”

********

“Myungsoo, Krystal sakit. Aku mohon pikirkan lagi, belum terlambat untuk mundur.”

Myungsoo terbangun dari tidurnya. Suara berisik dari luar membuatnya keluar. Jam dinding kamarnya menunjukkan pukul dua malam. Myungsoo melihat ke arah kasur dan menyadari bahwa Krystal tidak ada di sampingnya semenjak tadi, dia keluar dan menemukan Krystal berdiri di atas kursi mencoba mencari sesuatu di rak buku. Kursi itu hampir jatuh karena Krystal salah menempatkan kakinya dan rak buku itu bergoyang, Myungsoo dengan sigap menangkap Krystal dan rak buku itu jatuh, rak buku itu menimbulkan suara berisik yang membuat Krystal menutup telinganya dengan ke dua tangan. Dia menangis dan bersembunyi di dada Myungsoo.

“ Aku tidak lupa, aku tidak mau lupa. Aku takut aku lupa, aku harus menemukannya. Kalau tidak ku temukan nanti aku akan melupakanmu, tapi aku lupa apa yang harus kucari. Kim Myungsoo kenapa seperti ini.”Myungsoo menahan air matanya dan membelai rambut Krystal, ia mengerti apa yang ia cari. Myungsoo menggendong Krystal dan mendudukkannya di sofa, setelah itu dia merapikan rak lemari yang jatuh serta menaruh kursi yang Krystal gunakan tadi pada tempatnya. Setelah rapi, mata Myungsoo menatap sebuah album foto yang terlihat sedikit kusam. Dia membukanya dan melihat sebuah foto pertama di album itu. Fotonya dan Krystal menggunakan seragam SMA mereka, ada kue tart di tangan Krystal. Myungsoo menarik  lembar foto itu, ia membalikkannya dan menemukan beberapa kata yang tertulis di belakan foto itu. Ia tersenyum pada tulisan itu, tulisan tangannya. “Hari jadi yang ke 100, Soojung aku mencintaimu,”

“Myungsoo, apa yang kau lakukan?”suara Krystal membuat Myungsoo terenyak dan beranjak untuk menemui Krystal.

“Apa yang kau bawa?”tanya Krystal, menatap tangan kiri Myungsoo yang seperti memegang sesuatu.

“Ini yang kau carikan?”Myungsoo duduk di sebelah Krystal dan memberikan. Krystal mengangguk dan meraih album foto itu, dia membuka album foto itu dan tersenyum. Kepalanya ia sandarkan pada dada Myungsoo. Myungsoo memeluk pinggang kecil Krystal dengan tangan kirinya.

“Kim Myungs.. myungsoo.. Myungsoo. Kim Myungsoo… Kim Myungsoo..”Krystal berulang kali menyebut nama Myungsoo sambil mengganti halaman foto album. Myungsoo tersenyum dan mengecup puncak kepala Krystal.

“Kim Myungs…”

“Soojung-ah”

“De?”

“Besok mari buat lebih banyak kenangan.. aku tidak akan membiarkan kau melupakanku.”

*******

“Meskipun kau berusaha keras, penyakit adalah penyakit..”

“Myungsoo…”

“Ya? Kau sudah siap?” Krystal mengangguk dan keluar lebih dulu dari apartment. Myungsoo  menyusul tidak lama kemudian dengan baju hangat wanita ditangannya.

“Ah aku lupa,”gumam Krystal sambil mengambil baju hangat di tangan Myungsoo.

“ Biar aku bantu..”ujar Myungsoo. Krystal mengangguk dan membiarkan Myungsoo membantunya mengenakan baju hangat. “aku ikat rambutmu ya” Krystal kembali mengangguk.

Krystal menarik tangan Myungsoo untuk berangkat setelah rambutnya telah diikat dengan rapi.

“Sebentar.. biar kita ambil foto dulu.” Myungsoo mengeluarkan kamera saku dan memfoto mereka berdua. Krystal tersenyum ke arah kamera.

“Aku cantik?”tanya Krystal. Myungsoo mengarahkan kamera ke arah Krystal untuk melihat sendiri tapi tangan Krystal menolaknya.”Nanti saja aku lihatnya.”
Myungsoo mengangguk dan menarik tangan Krystal untuk berangkat.

*******

 

“Tahap akhir dari penyakit ini dia akan lupa namamu, lalu dia akan ingat dan melupakannya lagi, lalu bukan hanya nama yang Krystal akan lupakan tetapi seluruh kenangan tentang kau dan dia.”

Myungsoo menggendong Krystal yang tertidur. Mereka baru saja pulang dari liburan panjang, Krystal bergumam dan terbangun begitu Myungsoo menidurinya di kasur.

“Kau, namamu? Aku lupa” tanya Krystal pelan. Myungsoo terdiam dan berusaha untuk tersenyum. Matanya perih menahan tangis. Waktunya semakin dekat. Dia akan melupakan Myungsoo sebentar lagi.

“Kim Myungsoo, hapalkan sebelum tidur terus sebut namaku, jangan sampai lupa.”

Krystal mengangguk sambil memejamkan matanya. Myungsoo mengecup kening Krystal dan air matanya jatuh di kelopak mata Krystal yang tertutup.

“Myungsoo aku tidak akan melupakanmu jangan menangis..”gumam Krystal sambil masih menutup matanya. Myungsoo menghapus airmatanya dan menatap Krystal yang sepertinya sudah terlelap.

“Myungsoo, aku mencintaimu,,”gumam Krystal dalam tidurnya.

Myungsoo dengan cepat mengambil kamera sakunya di tas ransel yang ia bawa untuk bepergian bersama Krystal tadi. Dia membawa kamera itu ke ruang komputer, menyalakan komputer dan memasukkan kabel data kamera ke komputer. Dia mencetak semua foto yang ada disitu. Dalam memori kamera terdapat ratusan foto yang perlu di cetak dan tinta print habis. Myungsoo bergeram dan mulai menangis ia melihat ke arah foto foto yang sudah dicetak. Krystal tersenyum dengan sangat cantik. Krystal yang tadi lupa namanya, Krystal yang benar benar ia cintai.

Myungsoo meraih ponselnya di saku celana dan menghubungi seseorang yang benar benar ia butuhkan sekarang ini.
“Myungsoo ada apa?” suara seorang lelaki di ujung telpon membuat Myungsoo berusaha menahan emosinya.
“Myungsoo?”ujar suara di ujung telpon lagi.

Woohyun hyung..”

“Ya ada apa? Sesuatu terjadi di apartmentmu..”Myungsoo terisak dan berusaha untuk bicara tetapi sangat sulit.
“Myungsoo??”
“Tintanya habis, aku kehabisan tinta. Hyung tolong aku.”
“Myungsoo? Apa maksudmu?”

“Aku harus mencetak lebih banyak foto..”

“Myungsoo?”

“Hyung! Tintanya habis. Tolong tintaku habis!!”sentak Myungsoo sambil menangis.

Myungsoo menghela nafas. “Myungsoo bicara yang jelas!”Woohyun terlalu khawatir hingga tidak bisa mengontrol suaranya.

“Hyung.. dia lupa namaku. DIA LUPA NAMAKU!!” Myungsoo terisak tapi hening, tidak ada suara sedikitpun di ujung telpon.

“Hyung?!”teriak Myungsoo.

“Aku akan kesana, tenangkan dirimu.”

Myungsoo meletakkan ponselnya dan segera membawa foto foto yang sudah di cetak.  Myungsoo berusaha mengontrol emosinya dan menjepit foto foto tersebut pada tali yang sudah menempel di dinding. Tali berwarna biru langit yang mengelilingi dinding apartment Myungsoo sudah di pasang semenjak tadi, sehingga Myungsoo hanya langsung menjepit foto foto yang sudah tercetak. Dia berusaha untuk menahan tangisnya tetapi tetap tidak bisa.

“Soojung-ah kau berjanji akan selalu mengingatku..”ujar Myungsoo sambil memukul dadanya, punggungnya ia biarkan bersender di dinding. Dia menangis dan menggeram, dia sadar dia bisa saja membuat bangun Krystal. Dia sadar kalau saat Krystal bangun, kemungkinan terbesar wanita yang ia cintai itu melupakan namanya, melupakan kenangan mereka. Dia tahu dan sadar itu.

Woohyun tiba dua puluh menit setelah Myungsoo menutup telepon dan sekarang lelaki itu telah tiba di depan pintu apartment Myungsoo. Myungsoo bangkit begitu mendengar bunyi bel. Dia berlari sambil menghapus air matanya dan membuka pintu.

“Gweunchana?”tanya Woohyun khawatir.

“De, “bohong Myungsoo. Dia tidak baik baik saja, dia takut sampai rasanya ingin mati.

Woohyun menghela nafas dan masuk, matanya berkeliling melihat seisi rumah. Woohyun menyentuh foto foto yang ada di dinding, matanya terasa perih. Dia ingat saat Myungsoo datang malam hari ke rumahnya, tubuh adiknya itu basah kuyup dan matanya bengkak. Dia menerobos hujan dan badanya begitu lemah.

“Myungsoo-ya? Ada apa?”tanya Woohyun saat itu. Myungsoo diam dan hanya menatap Woohyun meminta pertolongan.

“Myungsoo-ya, beritahu aku..”

“Krystal..”

“Ada apa dengan dia?”

“Dia sakit, demensia.. dia akan melupakanku..”

“Lepaskan dia..”
“Hyung..”

“Myungsoo, pengobatan hanya memperlambat. Sampai saat ini penyakit seperti ini tidak ada obatnya. Lebih baik mundur dari sekarang daripada kau sakit karena sudah melangkah sangat jauh.”

“Biarkan saja, aku akan terus bersamanya..”

“Pertama-tama ia akan melupakan hal kecil, lalu hari demi hari…. Dia akan melupakan seseorang di hidupnya yang jarang ia temui. Myungsoo, kau yakin?”

“Asal ia tidak melupakanku..”

“Myungsoo, Krystal sakit. Aku mohon pikirkan lagi, belum terlambat untuk mundur.”

“Tapi itu tidak akan membuatku mundur.”

“Meskipun kau berusaha keras, penyakit adalah penyakit..”

“Di dunia ini aku hanya ingin bersamanya..”

“Tahap akhir dari penyakit ini dia akan lupa namamu, lalu dia akan ingat dan melupakannya lagi, lalu bukan hanya nama yang Krystal akan lupakan tetapi seluruh kenangan tentang kau dan dia.”

“Hyung, kau seorang dokter. Mana boleh kau memberikanku perkataan seperti itu!”

“Karena kau adikku Myungsoo! Aku tidak ingin kau tersiksa hanya karena seorang gadis yang penyakitan!”
“HYUNG! Kalau kau tidak dapat membantuku, lebih baik kau diam!”

Woohyun menetes airmatanya mengingat percakapan itu. Dia menoleh ke arah Myungsoo yang berdiri diam dan menatap kosong ke arah jam.

“Gweunchana?”tanya Woohyun lagi. Woohyun menghampiri adiknya yang masih berdiri diam. “Myungsoo-ya, gweunchana?”

Myungsoo mengangguk tapi air matanya jatuh dari kelopak matanya. Dia merasa gagal dan Woohyun merasa sedih karena perilaku adiknya.

“It’s okay, I am here.” Woohyun menepuk bahu adiknya itu dan menarik Myungsoo dalam pelukan. Pelukan seorang kakak kepada adiknya, pelukan yang membuat Myungsoo menunjukkan bahwa dia benar benar lemah saat ini.

“Hyung, tolong aku..”

Myungsoo menoleh kearah pintu kamarnya dan menemukan Krystal yang berdiri diam. Mata kekasihnya itu menatap asing ke arahnya.

“Soojung..”gumam Myungsoo. Woohyun melepaskan pelukannya pada Myungsoo dan menoleh ke arah Krystal.

Krystal, menunjuk ke arah Woohyun dan Myungsoo.”Kalian.. Nugu?”

 

                                                                     THE END