(FF)ONE LAST GIFT-ONESHOT

Title: ONE LAST GIFT
Author: Cla95
Genre: Romance, Angst, Friendship
Rating: PG17
Length: oneshot+epilogue
Language: Indonesian
Pairing: Myungsoo/Krystal
Casts: INFINITE,KARA,Sohyun 4minute, ilhoon BTOB, Suzy MISS A
Summary: Krystal kehilangan sahabat satu- satunya yang ia miliki saat ulang tahunnya yang ke 18. di masa masa sulit seorang pria datang dan selalu mencoba untuk membuatnya nyaman. 

Bel sekolah berbunyi semua siswa beranjak dari kursi mereka dan melangkah keluar gedung sekolah. Krystal salah satu murid sekolah itu merapikan barang barangnya dan memakai ranselnya setelah barang barangnya telah rapi. Ia berjalan seorang diri menuju gerbang, Krystal merupakan orang yang sulit untuk bergaul satu satunya teman dekatnya adalah Baek Suzy. Dan entah mengapa temannya itu tidak terlihat semenjak jam pelajaran terakhir.

Saat gadis ini melangkah melewati gerbang sekolah sepasang tangan menutupi mata gadis ini. “Siapa aku? Kalau tebakan mu benar aku akan memberikanmu kado terbaik  tahun ini!”suara yang begitu familiar terdengar oleh suara Krystal. Sudut bibir Krystal melengkung membuat seutas senyum.

“Baek Suzy, lepaskan atau aku akan menjitakmu.”Ancam Krystal dengan nada bercanda. Suzy yang memang melakukan itu langsung melepas tangannya dari mata Krystal dan memeluk Krystal dari belakang.

“Aigoo! Kenapa kau begitu pintar menebak suara orang.”Omel Suzy sambil melingkarkan tangannya di lengan Krystal begitu ia selesai memeluk Krystal dengan erat. Krystal tersenyum dan tertawa pelan. Sebenarnya dalam hatinya dia ingin mengatakan sesuatu. Dia ingin mengatakan ” Suzy tentu saja aku tahu, kau satu satunya teman yang aku punya. Aku tidak mungkin lupa suaramu.”

“Malam ini kau mau kemana?”tanya Suzy sambil terus menggandeng tangan Krystal. Mereka berdua sedang berjalan menuju halte bis.

Krystal menggeleng ia tidak punya rencana apapun malam ini, seperti biasanya dia akan tidur dirumah tanpa melakukan apapun.

“Ya! Bagaimana kau bisa lupa! Besok ulang tahunmu bodoh! Kau harusnya sudah merencanakan sesuatu.”

Krystal menatap Suzy tiba tiba. Dia baru ingat kalau besok merupakan ulang tahunnya yang ke 18, seharusnya dia ingat karena angka 18 merupakan angka istimewa di Korea. Pada tahun ke 18 biasanya remaja Korea melakukan pesta besar besaran, tetapi sayangnya Krystal tidak tertarik dengan hal seperti itu. Memakan sup rumput laut saat ulang tahun saja pun dia kadang lupa.”Aku lupa.”

“Dasar! Tapi tenang saja aku akan membuat ulang tahunmu ini benar benar berkesan.”Ujar Suzy dengan antusias. Tidak beberapa lama setelah Suzy mengatakan itu bus datang dihadapan mereka. Krystal menaiki bus itu, ia mencari tempat duduk untuk dua orang. Saat dia menemukannya dia menoleh ke belakangnya dia kaget karena Suzy tidak ada. Dia melirik ke arah jendela dan Krystal mendapati Suzy yang masih berdiri di halte bis tersenyum kepada Krystal. Krystal langsung meraih ponsel di sakunya dan mengetik sebuah pesan untuk Suzy.

To: Fat Suzy!

Ya! Apa yang kau lakukan cepat naik.

Krystal melirik lagi kearah kaca dan ia melihat Suzy tersenyum saat membuka ponselnya. Dia terlihat mengetik sesuatu tidak beberapa kemudian Krystal menerima pesan. Krystal menoleh ke arah Suzy melalui kaca dan lagi lagi Suzy tersenyum riang sambil melambaikan tangannya. Bus mulai berjalan dan Krystal membuka ponselnya.

From: Fat Suzy!

Aku tidak akan langsung pulang, ada yang harus aku siapkan. Pokoknya bertemu denganku jam sepuluh malam di cafe A-class. Jangan lupa gunakan jaket yang tebal suhu malam akhir akhir ini benar benar dingin.

Krystal menggeleng kepalanya. Dia mengetik sebuah pesan lagi untuk Suzy.

To: Fat Suzy!

Kau ini. Jangan pulang terlalu malam nanti bibi mencari mu. Jangan lupa gunakan syal-mu.

Krystal menaruh ponselnya ke saku setelah mengirimkan pesan itu dan melambaikan tangannya ke arah Suzy yang masih berdiri di halte.

******

Caffe A-Class. Pukul 10.00 PM.

Krystal membuka pintu caffe dan duduk ditempat yang biasa ia tempati bersama Suzy. Ia melirik arloji yang ia kenakan di lengan kirinya. Sudah pukul 10 tepat dan Suzy belum juga datang. Krystal membuka ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan untuk Suzy.

To: Fat Suzy!

Sudah jam berapa ini? Kau tidak boleh terlambat.

“aigoo.”ujar Krystal setelah mengirim pesan tersebut. Krystal terus menunggu Suzy tapi sahabatnya itu tak kunjung datang, akhirnya dia mencoba menelepon Suzy berkali kali tapi tidak diangkat. Dia melirik arlojinya lagi, pukul 11.30 pm. Para pelajar yang berkumpul di caffe ini sudah beranjak pulang, Krystal merasa kurang nyaman dan berpikir untuk pulang tapi ia khawatir jika Suzy datang ketika ia sudah pulang. Tiba tiba terdengar nada dering dari ponselnya,sebuah telepon dari nomor yang tidak ia kenal. Ia mengangkat telepon dari nomor asing itu.

“Soojung-ah..”terdengar suara lirih dari telepon. Krystal merasa familiar dengan suara ini kalau ia tidak salah ini suara Bibi. Omma Suzy.

“De, Ahjumma?”tanya Krystal khawatir.

“Suji-ah..”suara Ahjumma bertambah lirih, terdengar isak tangis dari telpon. Ahjumma menangis pikir Krystal.

“Gweunchanayo? Wae gurae Ahjumma? Wae?”Krystal memperbesar volume suaranya. Ia semakin khawatir dengan Suzy. Dia melirik arlojinya pukul 11.48 pm. Dimana Suzy sekarang batinnya.

“Suji-ah.. Soojung-ah. Aku tidak kuat.”suara isakkan ahjumma membuat hati Krystal terasa perih sesuatu sepertinya terjadi.

“Ahjumma! Ceritakan padaku ada apa dengan Suzy? Ahjumma! Palli!”Krystal semakin memperbesar volume suaranya ia tidak peduli dengan tatapan para pengungjung caffe ke arahnya.

“Dia kritis Soojung-ah. Cepatlah kemari..”Krystal merasa tubuhnya terhempas setelah mendengar itu. Suzy kritis bagaimana bisa?, pikirnya tetapi rasa khawatirnya membuat dia tidak bisa berpikir hal hal lainnya. Ia menanyakan dimanakah Suzy dirawat. Setelah mengetahui dimana Suzy dirawat ia meninggalkan caffe dan berlari menuju rumah sakit.

Krystal terengah engah. Tubuhnya terasa benar benar lelah, udara dingin kota Seoul menusuk tubuhnya meskipun ia telah menggunakan baju hangat yang cukup tebal. Dia terus berlari menuju rumah sakit, tidak ada taksi yang kosong. Satu satunya yang ia harus lakukan adalah berlari menuju rumah sakit yang jaraknya memang tidak terlalu jauh kalau kita menggunakan taksi. Krystal mencoba berdiri tegak setelah dia sampai di rumah sakit tempat Suzy dirawat. Para perawat dan pasien lalu lalang, Krystal benci bau rumah sakit. Rumah sakit mengingatkannya pada Ommanya yang meninggal saat usianya 7 tahun. Krystal menyeret kakinya dan memandang kosong lorong rumah sakit. Dari tempatnya berdiri dia dapat melihat sosok tua yang sedang berjongkok dan menolak untuk berdiri, disebelah sosok tua itu ada pria yang sama tua dengannya berusaha membuat wanita tua itu berdiri.

Krystal bisa melihat sosok lain yang berdiri di pintu UGD. Seorang pria dengan perban di kepalanya dan beberapa bagian di lengannya tetapi dia tidak memperdulikan pria itu. Krystal menyeret langkahnya dan menghampiri wanita dan pria tua itu.

“Ahjumma.. Ahjussi…”Krystal meneteskan air matanya. Ia akhirnya menangis begitu melihat ruang UGD tepat dihadapannya. Dia merasa Suzy begitu jauh darinya, Suzy sahabatnya. Satu satunya teman yang ia miliki.

“Soojung-ah.. Apa yang harus aku lakukan. Suji… anak kesayanganku.”

Krystal terhuyung jatuh ke lantai hanya lutut yang menompa tubuhnya. Ayah Suzy memegangi punggungnya menepuknya tapi justru itu membuatnya tambah ingin menjerit.

“Suzy Wae!”krystal berteriak di depan pintu UGD. Tidak beberapa lama kemudian Krystal dan Omma Suzy bisa ditenangkan. Mereka berdua duduk di bangku yang memang disediakan dilorong rumah sakit. Krystal dan Omma Suzy berpegangan tangan dengan erat saling menguatkan, berdoa agar Suzy tidak apa apa. Dokter dengan seragam operasinya keluar dari ruang UGD. Terlihat begitu lelah, dokter itu menyeka keringat di dahinya dan berbicara kepada Ayah Suzy. Krystal dan Omma Suzy dan menghampiri dokter.

“Kami berusaha dengan keras, tapi Tuhan merencanakan hal lain untuk nona Baek.”Dokter meninggalkan Ayah Suzy setelah memberikan sebuah tepukan di bahunya. Krystal dan Omma Suzy menangis menjerit. krystal memukul dadanya yang terasa sesak, dia melirik jam dinding di lorong rumah sakit. Pukul 02.00 AM hari ini ulang tahunnya dan dia mendapatkan kado paling mengerikan di dunia ini. Ia kehilangan satu satunya teman yang ia miliki, ia menyentuh dadanya yang sakit.

“Suzy, kau bohong padaku…”ujar Krystal sebelum matanya menutup dan kehilangan kesadaran.

*****

“Soojung, Kau harus bersiap ke sekolah.”Jessica kakak Krystal membangunkan adiknya itu dengan lembut. Dia tahu apa yang terjadi dan karena dia kakaknya dia sangat tahu kalau Krystal pasti sedang sangat terpukul.

Krystal melangkahkan kakinya dari kasur kamarnya meninggalkan Jessica yang kaget karena mata adiknya yang membesar. Jessica sangat yakin kalau Krystal tidak tidur semalaman, dia yakin Krystal mentaaangis dan2g menyalahkan dirinya karena Suzy meninggal saat dalam perjalanan memberikan kado untuk ulang tahun Krystal yang ke 18.

Krystal membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya menjadi seragam. Dia tidak memakan apapun bahkan rumput laut yang kakaknya siapkan. Hari ini ulangtahunnya, bukan hari ini pemakaman Suzy, pikirnya. Krystal berjalan pelan menuju halte bus. Tidak beberapa lama bus datang dan Krystal menaiki bus itu. Sekitar tiga puluh menit berlalu dan gadis ini sudah berada di gerbang sekolah. Dari yang ia lihat para guru menggunakan setelan hitam. Beberapa murid melihat Krystal sambil berbisik, Krystal memegang dadanya yang sakit. Biasanya di pagi hari seperti ini, Suzy akan menutup matanya dan memeluknya dari belakang, Suzy akan membawakan sarapan untuk Krystal karena ia tahu bahwa Krystal pasti hanya minum susu di rumah.

Mata Krystal benar benar perih tapi dia tidak ingin menangis, speaker sekolah menyala dan datang sebuah suara yang menyuruh para siswa datang ke aula. Krystal mengerti ini merupakan bagian dari upacara pemakaman Suzy, Suzy merupakan salah satu siswa berbakat sekolah dan siapapun yakin kalau hampir semua penghuni sekolah sedih atas kematian Suzy.

Krystal sampai di Aula dan ia dapat melihat Paman dan Bibi. Mereka terlihat begitu sedih tapi mereka mencoba kuat dihadapan orang banyak. Paman melihat ke arahnya dan melambai, Krystal menghapus air matanya dan mencoba tersenyum. Tetapi air matanya justru bertambah banyak, Paman yang melihat Krystal begitu langsung terlihat sedih.

Upacara  pemakaman di mulai. Foto Suzy terpampang diantara hantaran bunga yang dikirimkan sebagai tanda duka cita. Kepala Sekolah, Guru guru serta wali kelas Suzy memberikan kata kata terakhir untuk Suzy. Krystal menoleh ke arah sosok cowok yang menggunakan pita hitam di lehernya. Dia ketua kelas dari kelas Suzy dan Krystal, entah mengapa Krystal melangkah ke arahnya. Taemin terlihat kaget melihat Krystal sudah ada didepannya, jarang sekali Krystal menghampiri Taemin bahkan hampir tidak pernah.

“Taemin-ssi. Boleh aku menggantikanmu berpidato?”Suara Krystal begitu pelan, untungnya Taemin memiliki pendengaran yang cukup baik.

“Tentu, Krystal-ssi. Dia sahabatmu, kau yang lebih pantas.”ujar Taemin. Krystal membungkuk dan mengucapkan terimakasih. Tidak beberapa lama kemudian Krystal maju dan berdiri tepat di depan foto Suzy dia melihat foto Suzy yang sedang tersenyum itu dan menarik nafas panjang.

“Baek Suzy. Teman satu satunya yang aku miliki.”Krystal memulai pidatonya. Beberapa siswa kaget karena Krystal jarang sekali bicara tapi sekarang dialah yang memberikan kata kata terakhir untuk Suzy.

“Mungkin bagi mereka yang belum begitu mengenal Suzy hanya ada satu kata yang kalian pikirkan. Yaitu Iri. Iri mengapa Suzy seperti memiliki segalanya, tetapi kalian salah. Suzy selalu berkata bahwa dia sama sepertiku hanya memiliki satu sahabat yaitu aku. Aku yang tidak pintar bicara. Aku yang tidak bisa bertegur sapa merupakan sahabat yang satu-satunya ia percayai.”Suara Krystal bergetar dan matanya perih tetapi ia melanjutkan kata katanya.”Entah apa yang ia pikirkan. Mengapa ia ingin berteman denganku, padahal banyak orang yang berebut untuk jadi temannya. Aku yang tidak tahu berterimakasih, aku yang selalu menatap orang dengan pandangan dingin. Kenapa harus aku yang jadi sahabatnya.”

“Melihat dia pergi sekarang, mengingatkanku pada saat pertama kali kita bertemu. Saat itu usiaku sekitar 12 tahun. Aku baru masuk smp dan Suzy satu satunya orang yang tidak takut untuk bicara denganku. Semenjak itu kami dekat, hubungan kami bukan hanya sekedar sahabat. Dia kakak bagiku, dia ibu bagiku. Dia dunia bagiku. Dia satu satunya yang tahu siapa aku sebenarnya.”

“Jika waktu dapat berputar aku berharap dia tetap tidur di kamarnya tadi malam. Aku berharap dia lupa ulang tahunku. Aku berharap dia marah padaku dan tidak akan memberikan kado apapun, supaya aku tidak kehilangannya seperti ini. Kenapa harus dia yang mati dan bukan aku. Kenapa harus Baek Suzy yang baik hati dan bukan Jung Krystal yang tidak tahu bagaimana bergaul.

“Suzy-ah wae? Wae?”Krystal jatuh terduduk. Semua orang terlihat bersedih atas kata kata Krystal. Tubuh Krystal melemah. Dia belum mengonsumsi apa apa semenjak malam. Tidak lama kemudian penglihatannya samar samar tapi sebelum penglihatannya benar benar menghilang dia melihat seorang pria menghampirinya dan memeluknya serta menggendongnya keluar.

****

Tubuh Krystal terasa lemah tapi Krystal sudah sadar. Dia berusaha untuk duduk dari tempatnya berbaring. Kalau ia tidak salah sekarang dia berada di uks sekolah.

Perut Krystal berbunyi dan dia memegang perut itu. Krystal berusaha untuk berdiri tetapi tubuhnya benar benar lemah, tiba tiba seseorang masuk. Pria itu, kalau Krystal tidak salah, pria itu merupakan pria yang ada di lorong rumah sakit.

“Kau sudah baikkan?”tanya pria itu. Krystal diam saja dan menatap pria itu.

“Apa kau masih lemas?”tanya pria itu lagi. Krystal hanya diam saja, matanya masih memandang lekat pria itu.

“Apa suaramu menghil….”

“Siapa kau?”Krystal bertanya dengan nada dingin.

“Aku teman Suzy.”ujar pria itu.

“Lucu, Suzy tidak pernah cerita tentangmu.”Krystal beranjak dari ranjang UKS dan berjalan menuju pintu keluar UKS. Dia tidak menoleh sedikitpun tapi gadis ini mengatakan sesuatu sebelum benar benar menghilang dari pintu.”Terimakasih sudah menolongku.”

***

Hari hari Krystal dilalui gadis ini seperti biasa, dia berangkat pagi dari sekolah. Duduk di bangku-nya seperti biasa dan mengikuti pelajaran seperti hari hari biasanya. Hal yang berbeda hanya bangku Suzy yang kosong di tempatinya dengan tas ranselnya. Krystal tidak ingin siapapun duduk di bangku iyu karena Krystal akan merasa tidak nyaman.

Sudah seminggu berlalu dan Krystal tetaplah Krystal, gadis dingin yang jarang bicara. Seperti sekarang gadis ini sedang duduk di bangku tunggu di halte. Dia menunggu bus datang seorang diri, biasanya saat Suzy masih ada disampingnya, menunggu bus bukan hal yang mengesalkan karena Suzy selalu mengeluarkan lelucon lelucon yang bisa mengocok perut Krystal. Krystal meneteskan airmatanya mengingat hal itu. “Suzy aku merindukanmu.”gumam Krystal pelan. Tidak lama kemudian bus datang dan Krystal menghapus airmata di pipinya.

Mata Krystal langsung tertuju ke kursi penumpang paling belakang, tempat dia dan Suzy biasanya duduk. Kursi penumpang itu kosong dan Krystal langsung duduk di tempat dekat jendela seperti biasa. Saat bus mulai berangkat seseorang tiba tiba duduk disampingnya, Krystal otomatis melirik orang itu. Orang itu adalah orang yang menolongnya dan mengaku kepada Krystal bahwa dia teman Suzy.

Krystal terdiam, lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Sekitar tiga puluh menit berlalu, bus berhenti di daerah rumah Krystal tapi gadis ini tidak turun. Pria disebelah Krystal menoleh sebentar kearah Krystal, seperti tahu bahwa seharusnya Krystal turun di daerah itu.

Bus berhenti dipemberhentian ke tiga. Krystal turun dari bus dan berjalan kaki, gadis itu berhenti tiba tiba dan melihat jalan raya didepannya. Masih ada sedikit noda hitam di sisi trotoar. Disini Suzy mengalami kecelakaan ini. Krystal berjongkok dan menatap jalan itu, sudah pukul enam sore dan langit sudah berubah semakin gelap. Krystal tetap berjongkok dan menatap jalan itu kosong. Memori memori bersama Suzy tiba tiba berputar seperti sebuah film dilayar lebar. Krystal ingat bagaimana cara Suzy tersenyum dan kenangannya bersama Suzy.

Tanpa Krystal sadari matanya berair dan dirinya sudah terisak seperti anak kecil yang kehilangan ibunya dan tersesat. Tubuhnya tiba tiba basah. Hujan turun di pertengahan musim semi. Krystal merasa kedinginan, tetapi gadis itu tetap berjongkok dan melihat jalan itu. Beberapa orang melihat Krystal dan merasa iba. Mereka pikir Krystal adalah gadis yang frustasi ditinggal kekasihnya. Tubuh Krystal basah kuyup tetapi tiba tiba ada yang menghalangi rintik hujan membasahi tubuhnya. Sebuah payung besar berwarna biru laut menghalangi air hujan ke arahnya dan seseorang yang memegang payung itu adalah pria yang ia temui tadi.

Krystal mendongak dan menatap pria itu penasaran. Kenapa harus orang ini lagi, pikirnya. Krystal beranjak dan menjauh dari pria itu. Gadis ini berjalan ditengah hujan tidak peduli apa pria tadi mengikutinya atau tidak. Pria itu ternyata mengejar Krystal dan langkahnya lebih cepat dari Krystal, sehingga dengan mudah pria itu menggapai Krystal dan memeluknya dari belakang.

“Jangan seperti ini, Suzy akan marah nanti.”gumam Pria itu sambil memeluk Krystal dari belakang. Krystal paling tidak suka dipeluk dari belakang, satu satunya yang ia izinkan untuk memeluknya dari belakang adalah Suzy. Krystal berusaha beranjak dari pelukan tapi dekapan pria itu semakin kencang.

“Aku teman Suzy, jadi aku boleh menjadi temanmu jugakan?”tanya Pria itu. Krystal menyerah dan memejamkan matanya. Begitu mengetahui Krystal berhenti bergerak. Pria itu melepaskan dekapannya dari Krystal.

“Sekarang ikut denganku.”Pria itu menarik tangan Krystal dan menggenggamnya. Krystal tidak dapat berbuat apapun kecuali mengikuti pria itu. Tubuh mereka berdua sudah basah kuyup dan mereka menaiki bus di halte terdekat. Krystal tidak pulang ke rumahnya tetapi mengikuti pria itu untuk pulang ke apartmentnya. Entah mengapa tapi Krystal menjadi penasaran dengan pria ini, apakah benar dia teman Suzy.

Mereka berdua sampai di apartment pria itu dan Krystal menggigil begitu masuk kedalam pintu apartment. Mesin penghangat ruangan milik pria ini belum dinyalakan.

“Mandilah. Ada handuk dan baju wanita di kamar mandi sebelah sana.”ujar Pria itu sambil berjalan menuju dapur. Krystal menuruti perkataan pria itu.

Krystal masuk kedalam kamar mandi yang berada di dalam sebuah kamar yang cukup besar. Gadis ini membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya setelah selesai. Setelah keluar dari kamar mandi, Krystal tidak langsung keluar dari kamar. Dia melihat sekeliling kamar pria itu ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah bingkai foto. Ada Suzy muda yang berusia sekitar 14 tahunan, saat foto itu diambil. Krystal meraih bingkai foto itu, disebelah Suzy ada pria itu. Hanya saja wajahnya masih sangat muda disini. Krystal menghapus air matanya yang tiba tiba turun. Suzy sahabatnya yang telah meninggalkan tersenyum sangat manis di foto itu.

“Krystal-ssi? Kau sudah selesai?”tanya suara dari luar. Krystal terhenyak dan segera keluar ruangan.

“Aku rasa aku harus pulang.”ujar Krystal.

“Menginaplah disini.”ujar pria itu pelan.

“Aku bahkan tidak mengenalmu.”

“Aku? Aku Myungsoo. Bereskan?”jawab Pria itu. Krystal melihat Pria itu dari atas sampai bawah. Dia lebih tinggi darinya, matanya tajam tetapi senyumannya sekarang ini membuat pria ini terlihat seperti seorang remaja.

“Tidak usah sungkan. Aku hanya dua tahun lebih muda darimu.”jelasnya lagi. Krystal menatap pria itu lagi, ada banyak hal yang ia ingin tanyakan.

“Apa hubunganmu dengan Suzy?”pertanyaan itu tiba tiba meluncur dari mulut Krystal.

“Kami sangat dekat. Sangat sangat dekat.”

Krystal terdiam dan menatap kakinya yang telanjang. “Ada apa dengan jari kakimu? Kemarilah. Sudah waktunya makan malam.”

Krystal menurut dan duduk di kursi meja makan yang seperti sebuah kursi di bar bar. Kursinya tinggi dan meja makan tersebut merupakan meja panjang seperti di pub pub.

“Sandwich. Aku harap kau suka.”ujar Myungsoo sambil menggeser piring sandwich ke arah Krystal. Sesuai kebiasaan Krystal dia membuka roti dan melihat isi didalamnya. Ada salad dan daging tapi tidak ada sehelaipun buah tomat. Sesuai dengan favorite Krystal. Krystal suka buah tomat tapi tidak jika dipadukan dengan sandwich. Krystal menatap pria itu lagi, merasa hal ini sebuah kebetulan yang luar biasa.

“Kau butuh buah tomat? Aku kehabisan buah tomat di kulkas.”

“ani.”Krystal diam dan melanjutkan makannya dalam diam. Diam diam Krystal menatap Myungsoo yang sedang membaca Koran.

Setelah selesai makan Myungsoo mempersilahkan Krystal untuk tidur di kamarnya dan Myungsoo tidur di sofa. Krystal merasa tidak nyaman tetapi Myungsoo memaksa. Sepanjang malam Krystal tidak bisa tidur dia masih berpikir tentang Suzy. Dia merindukan sahabatnya itu.

****

Langit sudah berubah menjadi orange dan matahati sudah terbit. Krystal bersiap untuk pergi dari apartment Myungsoo saat pria itu menahannya dan memberikan sebuah sweater untuk menghangatkan tubuh Krystal.

“Berhati hatilah dalam perjalanan pulang, maaf aku tidak bisa mengantar.”ujar Myungsoo sebelum Krystal pergi dari apartment itu.

Krystal tersenyum melihat sweater yang diberikan Myungsoo. Sama seperti Suzy, Suzy biasanya selalu meminjamkan baju hangat kepada Krystal setiap kali Krystal menginap di rumahnya. Entah kebetulan atau tidak tapi pria itu sepertinya tahu apapun tentang Krystal. Krystal menggelengkan kepalanya. “Ani.. Tentu saja dia tahu. Suzy pasti memberitahu Myungsoo-ssi tentang aku karena dia pacar Suzy.”gumam Krystal pada diri sendiri.

****

Krystal kembali menunggu bus di halte bus. Tiba tiba ia teringat pada Suzy, dulu dia dan Suzy merekam suara mereka bersama untuk menghadiahkannya sebagai ringtone sms untuk Omma Suzy. Krystal memasangkan earphone-nya ditelinganya dan mendengarkan suaranya dan Suzy.

“Anyeong Omma. Naneun Suzy imnida. Aku gadis paling cantik yang berhasil kau lahirkan, betapa beruntungnya kau.”

“Ya! Suzy, ini akan jadi ringtone sms bagaimana kau bisa senarsis itu. Anyeong, Ajhumma ada pesan untukmu, cepatlah dibuka. Krystal yang berbicara disini cepat buka pesanmu, bbuing~ bbuing~~”

“Krystal aegyo mu menjijikkan, Omma sudah ya. Pokoknya cepat buka sms ini. Ppyong~”

Krystal tersenyum seorang diri dan mengulangi lagi rekaman suara itu sembari melihat foto foto-nya bersama Suzy.

“yeppoda Suzy-ah.”gumam Krystal sambil tersenyum. Wajah Suzy yang begitu cantik membuat Krystal tersenyum. Sahabatnya ini benar benar cantik, pikir Krystal. Tidak lama kemudian Krystal menaiki bus yang sudah berhenti tepat dihadapannya. Dia kembali duduk di tempat biasanya ia duduk. Kembali melihat pemandangan sudut kota melalui jendela.

Sekitar lima belas menit berlalu, Krystal turun di pemberhentian pertama. Dia membutuhkan lima menit untuk sampai ke rumah dengan berjalan kaki, tetapi kakinya bukan melangkah menuju arah rumahnya. Krystal justru masuk ke supermarket dan membeli berbagai macam makanan favoritenya dan matanya berhenti di rak rak makanan kecil. Ada lolipop dan biji biji coklat favorite Suzy. Krystal mengambil lolipop dan sebungkus coklat itu dan membayarnya di kasir.

“Sendirian nona?”ujar pegawai supermarket yang melayaninya di kasir. Krystal mengangguk dan terdiam, memang biasanya dia berbelanja kesini pasti ketika Suzy menginap di rumahnya.

“6000 Won, nona.”ujar pegawai lelaki itu. Krystal memberikan selembar uang 10000 won. Pegawai itu mengembalikan uang kembalian itu dan mengucapkan terimakasih.

“Salam untuk temanmu yang itu nona.”Krystal menghentikan langkahnya dan menatap pegawai supermarket itu. Krystal tersenyum lemah dan mengangguk.

“Andai aku bisa.”gumam Krystal pada diri sendiri.

Sepanjang perjalanan Krystal merogoh plastik belanjaannya dan membuka lolipop favorite Suzy dan menyuapkannya kemulutnya.

Krystal tersenyum lemah begitu rasa permen itu sampai dilidahnya. “Aku tahu sekarang, mengapa kau menyukai ini Suzy-ah. Ini enak sekali.”ujar Krystal sambil menahan air matanya. Dia terus berjalan dan mengelap air matanya yang tidak berhenti turun ke pipinya yang pucat.

“Krystal-ssi?”seseorang memanggil nama Krystal. Dan Krystal seketika berbalik dan menemukan sosok Myungsoo yang menggunakan topi berwarna hitam.

“Myungsoo-ssi. Anyeong.”ujar Krystal membungkuk. Krystal setidaknya harus bersikap baik pada pacar Suzy ini.

“bisa kita bicara sebentar?”Krystal menatap Myungsoo bingung dan mengangguk pelan.

***

Krystal dan Myungsoo duduk di bangku taman di lingkungan perumahan Krystal. Mereka berdua terdiam sampai akhirnya Myungsoo menghentikan kecanggungan itu.

“Apa yang kau bawa?”tanya Myungsoo sambil menunjuk ke arah plastik di pangkuan Krystal.

“Ah hanya makanan kecil.”ujar Krystal. Myungsoo mengangguk, Krystal menoleh kearah Myungsoo dan berkata pelan.”Kau mau?”

Myungsoo tersenyum dan mengangguk. Krystal merogoh kantung plastik itu dan mengeluarkan makanan kecil favorite Suzy. Sebungkus biji biji coklat itu di berikan kepada Myungsoo. Myungsoo membuka bungkus biji coklat itu.

“Tanganmu.”ujar Myungsoo. Krystal menelungkupkan tangannya dan semua biji coklat berwarna warni ada ditangannya. Myungsoo memilih biji biji coklat yang berwarna warni dan menyisakan yang bewarna coklat di tangan Krystal. Persis seperti yang biasa dilakukan Krystal.

“ak…”kata kata Krystal terpotong karena Myungsoo mengatakan sesuatu lebih dulu.

“Kau tidak suka yang berwarna warnikan?”Krystal kaget mendengar itu. Hanya Suzy yang tahu kalau Krystal selalu mengambil biji coklat yang memang bewarna coklat.

“darimana kau tahu?”tanya Krystal pelan.

“Ah maksudku, aku tidak suka biji coklat yang bewarna coklat.”Ujar Myungsoo terlihat gugup. Krystal bingung tidak mungkin kalau ini sebuah kebetulan.

“Aku pernah melihatmu sebelumnya..”ujar Krystal pelan.

“ah tentu saja. Aku yang menggendongmu ke UKS.”

“bukan waktu itu.. Sebelumnya.. Di lorong rumah sakit, didepan pintu UGD. Saat aku menunggu Suzy… Ya kau ada beberapa meter dariku.. Ada luka di kepalamu..”ujar Krystal seperti berusaha mengisi puzle puzzle agar menjadi sebuah urutan gambar yang benar.

“Apa kau ada di kecelakaan bersama Suzy?”tanya Krystal tiba tiba. Biji biji coklat yang ada ditangan Myungsoo terjatuh dan tangannya bergetar.

Krystal memang tahu kalau Suzy mengalami kecelakaan bersama satu orang pria dan Krystal tidak pernah berpikir itu Myungsoo. “Apa kau berusaha menghiburku?”tanya Krystal sedikit emosional.

Myungsoo menatap Krystal dan menggeleng.”bukan untuk itu.. Aku ingin memberitahumu tentang..”kata kata Myungsoo terpotong oleh Krystal.

“Kau yang membunuh Suzy?”tanya Krystal lebih emosional dari sebelumnya.

“Ani.. Itu sebuah kecelakaan..”suara Myungsoo bergetar. Krystal berusaha untuk tenang dan kembali menatap Myungsoo.

“Apa kau kekasih Suzy?”tanya Krystal.

“Ani..”

“lalu untuk apa kau memboncengnya saat dia sudah memiliki janji untuk menemuiku?”tanya Krystal lagi. Nada emosionalnya telah kembali muncul dan semakin menjadi jadi.

“Myungsoo-ssi. Apa selama ini kau mengikutiku karena rasa bersalah padaku?”Krystal beranjak dari bangku taman dan mendelik ke arah Myungsoo.

“Kau tahu betapa Suzy berharga untukku? Kau tahu karena kecerobohanmu. Gadis kesepian sepertiku tidak memiliki seseorang untuk di ajak bicara lagi dan itu karena kau!”Krystal berlari menuju rumahnya. Myungsoo mengejarnya dan lagi lagi karena Myungsoo dua kali lebih cepat darinya gadis itu sudah berada dalam pelukannya.

“Lepaskan tidak ada yang boleh, memelukku dari belakang. Aku benci dipeluk dari belakang! Hanya Suzy yang boleh memelukku. Lepaskan. Aku bilang lepaskan.”Krystal meronta ronta dan berusaha keras untuk lepas dari pelukan Myungsoo.

Myungsoo menyerah dan melepaskan pelukan itu tapi sebelumnya pria ini berbisik ke telinga Krystal. “Aku melakukan ini bukan untuk Suzy tapi untukmu..”

Krystal mengabaikan perkataan itu dan berlari menuju rumahnya. Dia membanting pagar rumah dan pintu rumahnya. Dia berlari menuju kamar dan kembali membanting pintu kamar. Dia menangis sejadi jadinya dibalik pintu. Orang yang ia kira baik justru yang membuatnya kehilangan seseorang terpenting dalam hidupnya.

Jessica kakak Krystal yang melihat itu mencoba mengetuk pintu kamar Krystal tapi sia sia karena Krystal tidak membukakan pintu sama sekali. Krystal menangis sejadi jadinya, dia memukul kepalanya terus menerus. Dia marah kepada Myungsoo dan juga kepada Suzy. Dia marah karena Suzy menemui Myungsoo lebih dulu daripada dia.

Krystal terus menangis sampai akhirnya letih dan tertidur dengan posisi duduk dan punggung menyentuh dinding pintu.

*****

Suara jam beker di kamar Krystal membangunkan gadis itu. Gadis itu langsung mengambil seragam dan masuk kedalam kamar mandi. Matanya masih sembab dan tubuhnya lemas. Setelah selesai membilas tubuh dan berganti pakaian Krystal turun ke lantai bawah dan memakan sarapan dalam diam. Jessica duduk sambil mengawasi adiknya itu.

“Seseorang memberikanku sebuah surat malam tadi.”Jessica memberikan sebuah surat beramplop pink ke arah Krystal. Krystal mengabaikannya dan meneruskan mengunyah roti tawar di mulutnya.

“Hello? I am talking to you now.”ujar Jessica. Krystal menatap Jessica dengan wajah dingin dan tatapan tidak suka.

“Put that to my room, or throw it in the trash. Just do it whatever, i don’t care.” setelah mengatakan hal itu. Krystal beranjak dan mengenakan ranselnya. Dia membuka pintu rumahnya dan bisa melihat kantong plastik dan isi belanjaan dari supermarket tadi malam tergeletak di depan pagar.

“Sampah..”ujar Krystal.

Krystal melangkahkan kakinya menuju halte bus dan mendudukkan bokongnya ke bangku tunggu. Seseorang menyodorkan sebotol yoghurt ke arah Krystal. Krystal terdiam dan tidak menoleh ke arah si pemberi Yoghurt. Bus datang dan Krystal mencoba masuk ke bus tanpa melihat orang yang ada di hadapannya. Pintu bus terbuka dan Krystal langsung masuk. Myungsoo yang berusaha keras untuk menahan Krystal tidak masuk ke bus menghela nafas dan melihat Krystal dari luar. Gadis itu tidak duduk di tempat biasanya dan pandangannya tidak menoleh ke arah jendela.

“Maafkan aku, Krystal-ssi.”gumam Myungsoo.

****

Di sekolah terjadi begitu banyak perbedaan pada Krystal. Contohnya dikelas. Ranselnya tidak lagi ditempatkan di bangku Suzy. Dia menggeletakkannya di bangkunya sendiri. Murid sekelasnya yang iseng duduk ditempat Suzy dan Krystal tidak terganggu sama sekali. Beberapa orang yang tahu betul bagaimana hubungan Krystal dan Suzy agak merasa aneh dan bertanya tanya.

Di dalam hatinya Krystal merasa hatinya sakit. Selama ini dia dihantui kesalahan bahwa Suzy mati karenanya. Bahwa dia membuat Suzy mati sia sia, tetapi Suzy justru berjalan jalan bersama pria bernama Myungsoo itu.

****

Krystal terjebak di sekolah. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar satu jam yang lalu, tapi karena hujan deras dan Krystal tidak membawa payung gadis itu diam saja dan tidak beranjak dari tempatnya berdiri.

Myungsoo tiba tiba datang dan menghampiri Krystal. Pria itu memberikan satu buah payung tetapi Krystal langsung berlari ditengah hujan deras. Berlari meninggalkan gedung sekolah dan membiarkan tubuhnya kebasahan. Myungsoo melempar payung yang ia gunakan dan genggam dan mengejar Krystal.

Krystal berlari secepat dia bisa. Myungsoo tidak boleh menggapainya untuk ke tiga kalinya. Kali ini dia harus bisa lari lebih cepat, tetapi Myungsoo lagi lagi berlari lebih cepat darinya dan menahan tangannya. Krystal berteriak dan meronta ronta dia tidak ingin di peluk oleh Myungsoo. Dia benci dipeluk oleh pria ini.

“Krystal-ssi. Apa kau benar benar tidak bisa mendengarkanku?”tanya Myungsoo tepat ditelinga Krystal. Krystal berusaha menutup telinganya tapi suara Myungsoo tetap terdengar ditelinganya.

“Aku bukan pembunuhnya. Aku bukan mengikutimu karena rasa bersalah tetapi aku memang harus menghampirimu. Aku tidak boleh terus bersembunyi.”rambut hitam Myungsoo sudah basah sepenuhnya. Pria itu berusaha memeluk Krystal lebih erat tapi Kystal tidak berhenti meronta, sehingga Myungsoo melepaskannya. Krystal menaiki bus yang kebetulan berhenti saat itu, di ikuti Myungsoo. Beberapa orang tua yang ada di dalam bus melihat mereka dengan pandangan bertanya, tetapi baik Myungsoo atau Krystal mengabaikan tatapan itu.

Krystal duduk ditempat biasa dia duduk. Dia duduk di dekat jendela. Myungsoo mengamatinya, kursi penumpang masih banyak yang kosong tetapi Myungsoo tidak duduk sama sekali. Dia justru berpegangan pada penyangga dan menatap Krystal yang melihat ke arah jendela.

Krystal turun di pemberhentian pertama dan langsung berjalan menuju rumahnya. Dia menoleh ke arah belakang perlahan, ada perasaan berharap di hatinya untuk melihat Myungsoo mengikutinya tetapi nihil tidak ada siapapun di belakangnya.

Setelah lima menit berlalu, Krystal sampai dirumahnya. Jessica berdiri didepan pintu dan kaget begitu melihat kondisi adiknya yang basah kuyup.

“bukankah sudah kuberitahu untuk selalu bawa payung!”marah Jessica. Krystal mengabaikan perkataan kakaknya dan menyeret langkahnya menuju lantai atas. Dia kaget begitu mendapati sebuah bunga mawar di meja tempat lampu hias. Amplop berwarna merah muda yang tadi pagi diberikan Jessica tergeletak dibawahnya. Ada sebuah kotak coklat berbentuk hati juga, letaknya masih didekat amplop merah mudah itu. Krystal mengabaikannya dan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, Krystal menoleh kembali ke meja lampu hias lalu mengabaikannya dan memutuskan untuk tidur.

****

“Krystal, apa kau membenciku?”ujar Suzy. Suzy menangis dengan jubah bewarna putih dan melihat Krystal dengan pandangan bersalah.

Krystal diam dan menatap sahabatnya itu dingin.

“Kau tidak pernah tahu sebelum kau mencoba mencari tahu..”Suzy meninggalkan Krystal dengan air mata yang terus menerus mengalir dipipinya.

“Krystal! Bangun…” teriakan Jessica membuat Krystal terbangun dari tidurnya, mimpinya terasa begitu nyata. Krystal menoleh ke arah jam bekernya. Jam 7 pagi, hari ini hari minggu dia tidak perlu pergi ke sekolah. Krystal mengikat rambutnya yang ia biarkan terurai dan pergi keluar kamar untuk sarapan.

Ditengah kesibukannya melahap makanan, tiba tiba Krystal teringat kata kata Suzy dimimpinya.

“Kau tidak tahu, sebelum kau mencoba mencari tahu..”

Krystal menaruh rotinya dan kembali menuju kamarnya. Dia pergi ke kamar mandi untuk mandi dan menggunakan pakaian pergi yang cukup rapi. Krystal pamit kepada Jessica dan pergi dengan bus ke arah distrik NamWon. Dimana rumah Suzy berasal.

Rumah Bibi dan Paman Baek terlihat begitu sepi, Krystal mencoba menekan bel berkali kali tapi tidak ada siapapun yang keluar.

Krystal menyerah dan kembali ke halte. Bus tiba dan gadis ini menaiki bus itu, dia memasang earphone di telinganya dan kembali mendengar rekaman suaranya dengan Suzy. Tiba tiba air matanya jatuh lagi. Krystal jadi teringat Myungsoo, entah bagaimana. Tapi Krystal sekarang sudah berada di depan pintu apartment Myungsoo.

Krystal menekan bel di dekat pintu dan tidak beberapa lama, pintu terbuka. Detak jantung Krystal tidak teratur, entah kenapa ia merasa takut untuk bertemu Myungsoo. Pintu terbuka sepenuhnya tetapi bukan Myungsoo yang membuka pintu itu, melainkan seorang pria yang seumuran dengan Myungsoo atau lebih tua satu atau dua tahun. Pria itu melihat Krystal dari atas sampai bawah.

“Kau mencariku?”tanyannya.

“Ani.. Myungsoo-ssi..”gumam Krystal pelan.

“Ah.. Myungsoo pergi keluar kota untuk beberapa hari. Untuk mengurus keperluan sipilnya, ada yang bisa ku bantu?.” jelas pria itu.

Krystal menggeleng pelan. Pria itu tiba tiba menggelengkan kepalanya dan menatap Krystal berulang kali.

“Kau pasti Krystal!”pekik Pria itu.

“Apa aku mengenalmu?”tanya Krystal berusaha terlihat sopan.

“Ani… Tapi aku tahu kau, dan tentu saja dari Myungsoo. Ayo masuk, aku bisa habis dimarahi kalau membiarkanmu diluar.”Krystal bermaksud untuk menolak dan izin pulang tetapi tangan pria itu memaksanya untuk masuk. Krystal masuk ke apartment Myungsoo dan melihat sekelilingnya, tidak ada yang berubah.

“Ngomong-ngomong, aku woohyun.”ujar pria itu sambil memberikan tangan kanannya untuk bersalaman. Krystal menyambutnya dengan perlahan.

Woohyun menyiapkan minum untuk Krystal dan menyuruh Krystal duduk di ruang tamu. Krystal menurut dan kembali melihat sekelilingnya, matanya terhenti ketika bola matanya menemukan kotak kardus yang cukup besar tetapi tidak terlalu tebal. Tangannya bergerak tanpa Krystal sadari dan membuka kotak itu, di dalam kotak itu terdapat album foto besar. Krystal membuka lembaran pertama dan kaget begitu melihat foto siapa yang terpampang di album itu. Fotonya yang sedang tersenyum ke arah Suzy saat mereka berdua dulu menunggu bus datang. Krystal membuka lembaran selanjutnya dan lagi lagi fotonya tertempel di album itu. Jelas sekali foto foto tersebut diambil tanpa sepengetahuan Krystal.

Woohyun datang dengan membawa dua buah gelas orange juice. Krystal mendongak dan matanya menatap Woohyun bertanya.” ini milik siapa?”tanya Krystal.

“Myungsoo. Kau belum pernah melihatnya? Aku kira kalian sudah lebih dekat sekarang.”

“Maksudmu??”tanya Krystal bingung.

“Bukankah kalian sekarang sudah hampir berpacaran?”tanya Woohyun yang membuat pertanyaan di otak Krystal bertambah banyak.

“Aku tidak mengerti..”gumam Krystal.

“Omo. Jangan jangan kau belum tahu Myungsoo menyukaimu?”

“Apa katamu?”

“Myungsoo menyukaimu, semenjak 4tahun lalu. Dia selalu mengambil fotomu diam diam dan Suzy teman kecilnya waktu di busan dulu selalu memberitahu segalanya tentangmu. Tunggu! Kau belum tahu tentang itu juga?”

Krystal bangkit dari sofa dan berlari keluar apartmentnya. Dia ingat dengan amplop yang waktu itu Jessica berikan. Woohyun memanggil nama Krystal tetapi Krystal tidak menoleh dan terus berlari.

***

Krystal tiba dirumahnya setelah berlari dari halte bus. Krystal bergegas menuju kamarnya dan membuka surat yang tidak pernah disentuhnya semenjak kemarin.

Krystal membuka amplop surat itu sambil terengah. Saat sebuah kertas di keluarkan dari amplop itu, Krystal bisa tahu dengan cepat kalau tulisan itu adalah tulisan tangan Suzy dan surat ini merupakan surat dari Suzy.

“Krystal. Apa kau mencariku? Maafkan aku. Aku bukan tidak menepati janjiku, tetapi aku sedang dalam sebuah misi memberikan kado spesial untukmu. Aku yakin kau mendapatkan surat ini dari seorang pria tampan yang tidak kau kenali. Untuk permulaan akan kuberi tahu siapa namanya. Namanya Kim Myungsoo, dia teman masa kecilku.

Krystal! berhenti mencariku dan duduk dan bacalah surat ini sampai selesai. Apa kau tidak kasian dengan Myungsoo yang menunggumu membaca ini. Okay? Sekarang biarkan aku melanjutkan. Beberapa detik lagi adalah ulang tahunmu. 18 tahun adalah puncak dimana kedewasaan akan muncul bagi diri seseorang dan aku yakin kau sudah tidak benar benar membutuhkanku. Tunggu! Jangan salah paham, teruskanlah membaca surat ini. Maksudku bukan begitu, maksudku sebentar lagi kita akan lulus dan entah mengapa aku merasa aku tidak akan bisa menjagamu seperti biasanya. Kita akan jarang bersama dan aku rasa aku akan meninggalkanmu karena kesibukanku tetapi kau tidak perlu khawatir, karena aku akan memberikanmu kado terindah tahun ini. Kado yang bisa membuatmu tidak kesepian meski aku tidak ada bersamamu. Sekarang berhenti membaca dan coba lihatlah wajah Myungsoo-ssi. Bukankah dia tampan dengan mata tajamnya itu? Dan lihatlah hidungnya yang mancung itu, bukankah dia sangat sempurna? Okay. Aku harus berhenti terlihat seperti terus memujinya kekekekke. Ayolah apa kau belum juga mengerti maksudku? Maksudku adalah Myungsoo adalah kado yang kupersembahkan untukmu pada ulang tahunmu ke 18 ini. Kau pasti bingung dan berpikir aku gila tapi kenyataannya aku tidak, pria yang ada dihadapanmu ini benar benar menyukaimu semenjak lama dan aku betul betul percaya padanya. Aku percaya padanya dan mempercayainya untuk menjaga sahabatku yang tidak tahu cara bergaul ini. Krystal jangan mencoba mencariku, tenang saja aku sedang mengawasimu. Sekarang ajaklah ngobrol Myungsoo. Kabari aku jika kalian sudah dalam tahap yang lebih dalam.

– dari Suzy yang mencintaimu.”

“Bodoh!”Krystal berteriak marah.

“Pabo! Pabo! Pabo!”Krystal terisak, teriakan marahnya berganti dengan isak tangis yang kencang. Surat yang tadi ia baca diletakkan di dadanya dan sedikit terobek karena pegangan tangannya yang kencang dan basah karena air matanya yang deras.

***

Myungsoo duduk di halte bus rumah Krystal. Entah untuk apa dia duduk disini, tetapi tubuhnya sangat sulit untuk beranjak dari bangku tunggu ini. Matanya melihat ke arah langit yang berwarna hitam pekat, dengan sedikit bintang di angkasa. Myungsoo menghela nafas. “Suzy aku benar benar menyukai temanmu itu, apa yang harus aku lakukan…”

Myungsoo menghela nafas lagi dan kaget karena ada sebuah tangan yang menyodorkan sebotol yoghurt kepadanya. Myungsoo melihat ke arah pemilik tangan itu, matanya berkedip berkali kali untuk memastikan bahwa dia tidak salah liat. Di hadapannya berdiri Krystal dengan tangan yang menyodorkan sebotol yoghurt.

Myungsoo meraih sebotol yoghurt itu. Krystal duduk di sebelah Myungsoo, tubuh mereka hanya berjarak sekitar tiga puluh sentimeter.

“Bukankah kau dari luar kota?”tanya Krystal pelan. Myungsoo mengangguk tanpa suara.

“Kenapa berada disini?”tanya Krystal.

“Aku ingin berada disini.”jawab Myungsoo pelan.

“Gomawo..”ujar Krystal pelan. Benar benar pelan hingga suara gadis itu hanya terdengar seperti sebuah bisikan.

“mwo?”tanya Myungsoo. Mata mereka berdua bertemu tetapi Krystal langsung mengalihkan wajanya dari Myungsoo.

“Gomawo karena telah menungguku..”

Myungsoo menatap Krystal dari samping, matanya menatap seluruh sisi wajah Krystal. Apakah dia sudah tahu? Batin Myungsoo.

“Gomawo..”ujar Krystal Lagi sebelum bangkit dan berjalan menuju jalan ke arah rumahnya.

“Tunggu.”Panggil Myungsoo. Panggilan itu membuat Krystal berhenti dan menoleh.

“Besok aku akan pergi..”

“oh?”

“Dua tahun. Untuk kewajiban militer. Aku minta maaf tidak bisa menjagamu selama itu. Jeongmal.. Mianhae.”Myungsoo berbalik dan berjalan pelan meninggalkan Krystal. Entah ada apa yang ada di otak Krystal tetapi Myungsoo merasakan dekapan hangat dari belakang.

“Gweunchana. Dua tahun? Kau menungguku lebih dari itu. Dua tahun tidak lama. Aku akan menunggumu.”ujar Krystal sambil mengeratkan tangannya dipinggang Myungsoo. Myungsoo tersenyum lemah.

Myungsoo melepaskan tangan Krystal dari pinggangnya dan menatap gadis itu. Rambut panjangnya yang berwarna coklat pirang membuatnya terlihat begitu sempurna.

“Kau serius?”

Krystal mengangguk. Dia memeluk Myungsoo erat, ini pelukan pertama mereka. Biasanya Krystal hanya mendapatkan pelukan dari belakang.

“jangan melihatku sembunyi sembunyi, jangan mengambil fotoku diam diam. Kau seperti penguntit.”gumam Krystal. Pelukan itu mengerat membuat keduanya merasa nyaman.

“baik, aku tidak akan melakukan itu lagi. Janji kau akan menungguku? Dua tahun lagi aku akan kembali menjadi lelaki seutuhnya”Krystal menarik diri dari pelukan itu dan mengangguk, dia tersenyum seperti anak kecil yang berumur lima tahun. Itu senyuman pertamanya setelah Suzy pergi meninggalkannya dan senyuman itu didapatkan karena Myungsoo ada dihadapannya.

“Aku janji.”ujar Krystal.

THE END

Epilogue.

Krystal berjalan pelan di depan gedung fakultan fashion major Seoul University. Dia menggunakan rok berwarna hijau susu di atas lutut dan sepatu hak tinggi berwarna peach, sepatu itu dipadukan dengan kemeja tanpa lengan yang berwarna putih. Dua tahun telah berlalu dan sekarang dia sudah menjadi mahasiswi Seoul University di semester ke tiga. Krystal berjalan pelan dengan membetulkan tali tasnya yang melonggar di pundaknya.

“Soojungku!”sebuah tangan menyentuh pinggangnya. Krystal terkesiap kaget dan melihat orang yang memiliki tangan itu. Ilhoon, mahasiswa jurusan fakultas musik. Pria ini memang tergila gila dengan Krystal.

“Ilhoon-ssi.”ujar Krystal dan bergerak sedikit menjauh dari jangkauan pria itu.

“soojung-ku mau kemana?”Krystal sedikit risih dengan sikap Ilhoon. Memang semenjak Myungsoo berangkat untuk mematuhi kewajiban negara. Krystal berusaha berubah menjadi pribadi yang hangat, hasilnya memang baik dia sudah memiliki banyak teman sekarang dan juga sedikit penggemar seperti Ilhoon.

Sebuah sepatu melayang dan mengenai bagian belakang kepala Ilhoon. “Aww! Appoyo.”pekik Ilhoon, Ilhoon dan Krystal menoleh kebelakang dan mereka mendapati Sohyun memelototi Ilhoon dengan kesal. Ilhoon memasang ancang ancang untuk pergi tetapi Sohyun berhasil menarik tangannya.

Sohyun merupakan teman yang paling dekat yang Krystal punya saat ini. Semenjak Krystal masuk Universitas ini, Sohyun satu satunya yang dapat ia percaya. Sohyun mengingatkannya pada sosok Suzy tetapi pipi gembul temannya ini saja yang membedakannya dengan pipi Suzy.

“Sohyun-ah..”gumam Krystal.

“Harusnya kau bilang kalau dia mulai mengganggumu!”kesal Sohyun sambil terus menjitak kepala Ilhoon.

“sohyun-ah stop it. This is really hurt.”ujar Ilhoon dengan logat bahasa Inggrisnya yang memang cukup fasih.

“Aigoo, you think i can’t english,? You think i am pabo. You jerk.”balas Sohyun dengan logat korea-nya yang kental. Krystal tersenyum kecil melihat kelakuan Sohyun dan Ilhoon yang terlihat seperti kucing dan anjing.

“Berhenti!”pekik Ilhoon. Sohyun yang kaget langsung melepaskan tangannya pada Ilhoon.

“Sakit tahu!”marah Ilhoon. Sohyun terlihat merasa bersalah tapi tiba tiba ia mengubah raut wajahnya.

“Makanya berhenti mengganggu Soojung!”marah Sohyun. Ilhoon frustasi dia mengacak rambutnya yang sudah acak acakan dan melihat ke arah Krystal.

“soojung-ah.. Aku pamit dulu ya. Lain kali oppa akan mengajakmu makan atau nonton, arachi?”ujar Ilhoon, wajahnya menunjukkan wajah yang begitu manis, tetapi saat pandangan Ilhoon berpindah ke arah Sohyun dia mengubah raut wajahnya.
“Dan kau.. Aish.. Aku akan membalasmu!”

Ilhoon berjalan meninggalkan Sohyun dan Krystal. Sohyun mengernyit dan bergumam kesal.”Oppa? Apa dia sudah gila!”

“Sohyun-ah kau tidak boleh seperti itu, nanti kau menyukainya.”

“ya! Apa yang kau bilang tadi?”protes Sohyun. Krystal tersenyum dan menggandeng tangan Sohyun tanpa menjawab pertanyaan Sohyun.

“Sekarang kau mau kemana?”tanya Sohyun saat mereka sudah menaiki bus yang berada di halte kampus mereka.

“Tidak tahu..”

“Pembohong. Bukannya.. Myung.. Ah aku lupa namanya kembali hari ini.”Sohyun melirik ke arah Krystal. Krystal tersenyum dan mengacak ngacak rambut Sohyun.

“Ya!”

“Jangan terlalu gampang marah! Kau ini.”ujar Krystal sambil mencubit kedua pipi Sohyun.

“Jung Krystal!”

“Arra.. Arra..”

“jadi bagaimana? Kau tidak akan jalan jalan bersamaku?”tanya Sohyun sedikit kecewa. Krystal mengangguk pelan.

“Gweunchana.. Bukankah kau sudah menunggunya begitu lama. Seharusnya memang kau menemuinya..”gumam Sohyun. Krystal tersenyum dan memeluk temannya yang pengertian itu.

Bus berhenti di dekat rumah Krystal. Krystal turun dari bus dan melambaikan tangannya dengan semangat. Sohyun tersenyum dan membalas lambaian tangan itu. Begitu bus tidak lagi ada dihadapannya Krystal berjalan menuju supermarket di dekat rumahnya. Dia berjalan ke arah konter makanan kecil dan mengambil biji biji coklat sambil tersenyum, setelah itu dia mengambil dua buah permen lolipop. Krystal melewati lemari pendingin dan mengambil dua botol yoghurt sebelum berjalan ke kasir.

“6000 won.”ujar pegawai supermarket. Krystal mengangguk dan memberikan uang sesuai yang diminta pelayan itu. Setelah membayar Krystal berjalan keluar dan pulang ke rumah.

Ketika dia sampai di rumahnya, dia baru menyadari kalau di depan rumahnya ada butiran biji coklat berwarna warni dan membentuk sebuah jejak. Krystal bingung tetapi kakinya mengikuti arah biji biji coklat itu, dia memunguti biji biji coklat itu hingga ke biji terakhir. Tangannya penuh dengan puluhan biji coklat, setelah mengambil biji terakhir dia mendongak dan baru menyadari bahwa biji biji coklat ini membimbingnya ke arah Taman. Krystal berkedip dua kali untuk memastikan siapa pria yang duduk di bangku taman. Krystal tersenyum begitu melihat Myungsoo yang sedang melihat kamera canon-nya. Pria itu terlihat sedang melihat foto foto hasil jepretannya.

Krystal menjatuhkan biji biji coklat yang ia pungut dan berjalan pelan ke arah Myungsoo.

“Myungsoo..”panggil Krystal. Detak jantung Krystal benar benar tidak karuan. Matanya terus menatap Myungsoo. Myungsoo mendongak dan wajah tampannya menunjukkan ekspresi yang begitu dingin.

“Tsk.. Kau..”

“huh?”tanya Krystal bingung. Krystal duduk di samping Myungsoo dan Myungsoo refleks menggeser tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan Krystal.

“Ada apa denganmu? Bukannya ini sudah dua tahun? Aku menunggumu.”tanya Krystal dengan tatapan sedih.

“Kau yakin, kau menungguku? Lalu siapa lelaki yang tadi?”

Krystal bingung dan mengangkat alisnya bertanya. Myungsoo mengacak rambut hitamnya.

“nugu?”tanya Krystal penasaran. Myungsoo menyodorkan kameranya dan memperlihatkan sosok Krystal yang di tempeli oleh seorang pria. Ilhoon, ujar Krystal dalam hati. Dia tersenyum kecil dan melirik Myungsoo diam diam. Bibir Myungsoo membentuk sudut melengkung kebawah dan tangannya terus ditempatkan di tengkuknya.

“Dia ganteng ya?”tanya Krystal pelan. Myungsoo membelalak dan menatap Krystal galak.

“Kau..”

“Myungsoo-ssi. Aku benar benar lelah menunggumu. Sangat lelah..”Krystal bergumam dan melirik Myungsoo dengan pandangan kecewanya. Myungsoo tambah membelalak dan membulatkan matanya. Bukankah Krystal bilang dia ingin menunggu? Bukankah gadis ini selalu mengiriminya surat selama masa baktinya? Bukankah gadis ini selalu menelpon dan mengatakan rindu padanya? Ada apa dengannya?batin Myungsoo.

“Krystal.”

“Myungsoo..”

“Krystal aku cuma bercanda, aku yakin cowok di foto itu bukan siapa siapamu..”ujar Myungsoo gugup.

“Dia.. Memang seseorang..”ujar Krystal. Myungsoo terdiam dan mengacak kepalanya, kecemburuannya semakin meningkat.

“Krystal bukankah kau bilang mau menungguku? Bagaimana bisa kau marah dan putus asa hanya dalam waktu dua tahun? Kau tidak ingat aku menunggu untuk bisa bicara denganmu berapa lama? Aigoo benar benar gadis ini..”

Krystal menunduk diam. Myungsoo menggelengkan kepalanya kesal, dia menggigit bagian dalam pipinya frustasi.

“Dan siapa yang mengizinkanmu, menggunakan rok sependek ini? Ini benar benar pendek! 3 centi di atas lutut. Apa apaan itu!”Myungsoo mengomel dan melirik Krystal yang masih menunduk diam.

“aigoo.. Aku benar benar gila. Aku pikir aku bisa menikahimu dengan mudah begitu selesai wajib militer” Krystal mendongak dan tersenyum lebar. Dia ingin tertawa namun menahannya.

“Dasar gila.”gumam Krystal. Krystal menggeleng gelengkan kepalanya karena melihat wajah Myungsoo yang semrawut dan frustasi.

“Kenapa kau tertawa!”marah Myungsoo. Krystal tersenyum semakin lebar dan memukul pundak Myungsoo.

“Krystal.. Tidak lucu..”gumam Myungsoo kesal.

Krystal menempatkan kedua tangannya ke pipi Myungsoo. Ini seperti mimpi baginya, dua tahun tidak bertemu dengan laki laki ini sungguh sebuah mimpi buruk dan akhirnya mimpi itu berhasil dilaluinya. Sekarang dia sudah bangun dan bertemu pangerannya.

Myungsoo mengedipkan matanya dengan polos. Krystal tersenyum lebar dan tertawa terbahak.

“Apakah kau Krystal?”tanya Myungsoo bingung karena Krystal terlihat begitu ceria tidak seperti Krystal yang dulu ia tahu.

“tentu saja ini aku.”Krystal melepaskan pegangannya dari pipi Myungsoo.

“Aku kira kau mau nyium.”celetuk Myungsoo sambil menggaruk kepalanya.

“Jangan berharap terlalu banyak! Dan apa kau bilang mau menikahiku? Aku tidak ingin menikah denganmu.”ujar Krystal sambil bermehrong ria di depan wajah Myungsoo. Myungsoo kesal dan bangkit dari duduknya. Krystal refleks menarik tangannya.

“aigoo aku bercanda..”gumam Krystal sambil menarik narik tangan Myungsoo. Myungsoo menatap Krystal kesal dan kembali duduk.

Krystal kembali melihat ke arah kamera dan suasana menjadi hening. Myungsoo menghela nafas dan kembali menggaruk tangannya. Krystal tiba tiba bangkit dan Myungsoo hampir mau memanggilnya tetapi tidak jadi karena Krystal berdiri di hadapannya.

“Aku mau duduk di pangku.”

“Eh..?”Myungsoo kaget, Krystal dengan cepat duduk dipaha Myungsoo. Myungsoo refleks menyentuh pinggang Krystal dengan tangan kirinya. Krystal mengalungkan tangan kananya dileher Myungsoo sambil memegang kamera, dari kedekatan ini Myungsoo dapat mencium wangi rambut Krystal yang harum bunga lily. Krystal memegang kamera Myungsoo sambil tersenyum dan melihat lihat foto yang Myungsoo ambil.

“Kau sudah pulang dari seminggu lalu ya?”ujar Krystal sambil terus melihat ke arah kamera.

“hmm..”gumam Myungsoo.

“Kenapa tidak bilang, aku sudah bilang jangan memfotoku diam diam. Dasar penguntit.”kata Krystal sambil terus melihat ke arah kamera. Myungsoo bingung mengatakan apa karena jarak sedekat ini, dia tidak menyangka Krystal akan se-agresif ini.

“Myungsoo..”panggil Krystal. Myungsoo bergumam sebagai jawaban. Jarak mereka yang begitu dekat dan kulit mereka yang bersentuhan membuat Myungsoo tegang.

“Myungsoo.”panggil Krystal lagi. Myungsoo mau tidak mau mendongak dan mata mereka bertemu. Krystal menatap Myungsoo sambil tersenyum.

“Ilhoon bukan siapa siapaku. Dia hanya seorang penggemar..”

“Ilhoon?”tanya Myungsoo bingung.
Krystal menunjuk ke arah foto dimana dia sedang berjalan disamping seorang cowok.”Oh”gumam Myungsoo.

“Kau percaya padaku?”tanya Krystal pelan. Myungsoo menatap Krystal dan menggeleng. Krystal cemberut dan menggembungkan pipinya tangan kananya masih melingkar dileher Myungsoo.

“Cium disini..”ujar Myungsoo. Krystal mencubit perut Myungsoo dengan tangan Kirinya. Myungsoo berteriak kesakitan.

“Bisa tidak menurut, sekali saja?”pinta Myungsoo. Krystal menggeleng.

“Aish aigoo.. Sudahlah..” kesal Myungsoo memukul pahanya.

“aku bercanda..”gumam Krystal. Lalu gadis itu mengecup bibir Myungsoo sekilas. Setelah kecupan itu Krystal menunduk dan kembali melihat ke arah kamera. Myungsoo terdiam dan merasakan sedikit pusing, ciuman pertamanya dengan Krystal. Dadanya berdegup kencang, ia sampai takut kalau suara jantungnya terdengar oleh Krystal.

“Myungsoo, ayo foto bersama!”ajak Krystal sambil mengangkat kamera Myungsoo ke atas. Tangannya bersiap menekan tombol capture dan tepat saat tombol itu ditekan Myungsoo mencium pipi Krystal. Krystal tersenyum dan tersipu begitu menarik kembali kamera itu.

“Yeppoh”gumam Myungsoo. Krystal tersenyum lebar dan menatap Myungsoo dengan berbinar.

“Jeongmal?”

“Ne..”angguk Myungsoo dengan senyum. Krystal berbisik ke telinga Myungsoo.”Kau juga tampan sekali.”

Myungsoo tersenyum dan memeluk erat Krystal. “Ayo foto bersama lagi!”ujar Myungsoo. Krystal mengangguk dan melingkarkan ke dua tangannya dileher Myungsoo membiarkan Myungsoo yang mengambil gambar mereka.

“Hana dul … Click!” Myungsoo mencium bibir Krystal, Krystal kaget namun terlarut dengan ciuman Myungsoo. Myungsoo meletakkan kameranya disamping dan membiarkan kedua tangannya melingkari pinggang Krystal. Ciuman mereka merupakan ciuman manis yang cukup lama. Myungsoo bisa merasakan rasa cherry dari lipbalm Krystal.

Krystal melepaskan ciuman mereka dan tersenyum malu. Myungsoo membalas senyuman itu dan membersihkan bibir Krystal dengan ibu jarinya. Krystal menahan tangan Myungsoo. “gomawo” Krystal memeluk Myungsoo sekali lagi dengan sangat erat. Myungsoo tertawa pelan.

“Ne.. na do gomawo.”balas Myungsoo. Mereka berdua terus berpelukan sampai akhirnya Myungsoo melepasnya karena merasa kehabisan nafas.

Krystal tertawa dan mencubit pipi Myungsoo.

“Ngomong ngomong kenapa tidak langsung beritahu aku kalau kau sudah kembali?”tanya Krystal.

Myungsoo tertawa.

“Jangan tertawa begitu. Jawab aku.. Palli!”

“Aish jangan berteriak seperti itu. Seminggu belakangan ini, aku.. Aku dan woohyun hyung mencari cara agar rambutku bertumbuh panjang.”Krystal kaget dan melihat ke arah rambut Myungsoo. Memang rambut pria ini lumayan panjang dan tidak terlihat seperti orang yang baru selesai wajib militer.

“Memangnya kenapa kalau botak dan bertemu denganku?”tanya Krystal dengan polos.

“aku jelek.”ujar Myungsoo pendek. Krystal mencium puncak kepala Myungsoo, lalu turun ke jidadnya lalu hidungnya dan bibirnya.

“Jangan begitu.. Aku kan menyukai segalanya darimu. Rambut ini, hidung ini, bibir ini… Semuanya.. Semuanya milikku..”jelas Krystal sambil memeluk Myungsoo lagi.

“kau cerewet sekarang.”ujar Myungsoo menggoda Krystal.

“Biarin.”

“jadi bagaimana? Mau menikah denganku?”tanya Myungsoo tiba tiba.

“bagaimana lagi, karena Suzy. Mau tidak mau aku harus menikah denganmu. Tidak ada pilihan lain.”gumam Krystal dengan nada kecewa. Krystal sengaja melakukan itu agar Myungsoo kesal.

“Ya ya! Wajah apa itu? Kau pikir aku pilihan terakhir! Jadi kalau tidak ada Suzy kau tidak mau menikah denganku. Sudahlah lupakan..”marah Myungsoo. Krystal tertawa dan memegangi wajah Myungsoo dengan tangannya.

“Bercanda. Sangat sulit sekali bercanda denganmu. Ckckck”Krystal menggelengkan kepalanya frustasi, tetapi Myungsoo diam saja dan tidak bergerak.

“okay ini tidak lucu lagi, aku mau Myungsoo! Tentu saja aku mau. Kapan? Tahun depan, bulan depan, minggu depan, lusa atau besok?”tanya Krystal sambil mengecup pipi Myungsoo.

“Sekarang.”

THE END